Emosi Anak Meniru Orangtuanya
Anda boleh bicara dengan nada tinggi, Anda pun juga boleh membelalakkan mata jika sedang marah pada seseorang. Tapi lakukan kedua hal tersebut di luar rumah.
Lebih bagus lagi jika Anda mengupayakan agar si kecil Anda yang masih batita tidak mengetahui ekpresi negatif Anda. Mengapa?
Menurut Dr. Betty Repacholi dari Universitas Washington, Seattle, AS. Sejak lahir, bayi ternyata bisa mengenali berbagai tanda emosi negatif dan positif serta berbagai intonasi suara yang dikeluarkan oleh orangtuanya. "Selama ini orangtua seringkali terkecoh dan mengira bahwa bayinya hanya bisa menangis, makan dan tidur. Padahal, bayinya ternyata lebih hebat," ujarnya.
Jika hal ini dianggap sepele dan dibiarkan berlarut-larut maka kelak orangtua
akan menerima akibatnya. "Jika si kecil terbiasa dengan energi negatif yang
dikeluarkan orangtuanya, maka kelak ia akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak
menyenangkan. Seperti; pemarah, pendendam serta memiliki emosi yang tidak
stabil. Namun sebaliknya, jika si kecil tumbuh dengan energi positif yang
dikeluarkan oleh orangtuanya, maka kelak ia kan menjadi pribadi yang
menyenangkan, riang dan selalu positive thingking," ujar Dr. Betty kepada
reuters.com.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Dr. Betty terungkap bahwa bayi berusia 0-3
bulan bisa merespon energi negatif yang dikeluarkan oleh orangtuanya ketika
panik, marah dan sedih. "Jadi jangan heran jika bayi Anda menangis terus
menerus tatkala Anda sedang dalam kondisi emosi yang tidak stabil," uja Dr.
Betty.
Pada usia 3-9 bulan, bayi sanggup menirukan berbagai macam ekspresi yang
diperlihatkan oleh orangtuanya, seperti senang, marah atau sedih. "Pada usai
ini, usahakan agar orangtua jangan menunjukkan ekspresi negatif di hadapan si
kecil. Berusahalah untuk selalu menunjukkan ekspresi wajah yang menyenangkan,
" ujar Dr. Betty.
Dr. Betty menganjurkan jika si kecil Anda melakukan hal yang membahayakan maka
orangtua tidak perlu berteriak apalagi marah. "Cukup katakan jangan dan
perlihatkan ekspresi wajah kuatir. Kemudian bimbing dia menjauh dari hal yang
membayakan tersebut. Cara ini cukup efektif dan mudah diingat oleh anak
dibandingkan Anda harus marah-marah atau membentak," ujar Dr. Betty.
source: kariramanah@yahoogroups.com
yahoogroups. com
0 komentar:
Post a Comment