Benarkah Bayiku Terlambat Bicara? (Cara Bunda Bicara Lebih Menentukan)
Kecemasan para ibu tentang kemampuan berbahasa atau berkomunikasi buah hatinya memang beralasan. Maka itu, tidak heran kalau selama bulan-bulan pertama, banyak bunda yng bertanya-tanya dalam hatinya, seberapa banyak sih komunikasi atau ucapan Anda yang bisa ditangkap bayi? Betulkah bayi mendengarkan bila diajak bicara ibunya?
Menurut William Sears, MD, dan Martha Sears, RN, hasil-hasil penelitian mereka membuktikan bahwa bayi memang mendengar ketika diajak bicara ibunya. Dalam buku mereka The Baby Book, Everything You Need to Know about Your Baby from Birth to Age Two, keduanya menulis bahwa cara ibu berbicara pada bayinya memang lebih menentukan dalam berkomunikasi.
“Karena itu, sebenarnya bunda tak perlu cemas tidak akan bisa berkomunikasi dengan anaknya.
Biasanya, cara ibu berbicara diperoleh secara alami. Naluri bunda yang akan mengatakan bagaimana seharusnya ia berbicara dengan anaknya, apakah dengan lambat, lalu kemudian berubah menjadi keras, dan semacamnya,” kata mereka.
Tentu saja, ada juga beberapa kiat berbicara dengan bayi yang diberikan kedua ilmuwan ini, yaitu: - Melihat kepada bayi Anda.Pandanglah mata bayi sebelum bercakap-cakap, dan Anda akan memperoleh perhatian bayi serta mendapat tanggapan yang menghargai.
- Panggil si kecil dengan namanya.Bayi memang belum bisa mengasosiasikan dirinya dengan sebuah nama selama beberapa bulan pertama. Tapi, kalau dia sering dipanggil dengan nama itu, ia akan merasa nama itu istimewa karena telah pernah didengarnya. Jadi, bila bunda memanggilnya, ia akan terbawa perasaan gembira karena mendengar sesuatu yang tidak asing lagi.
- Lakukan dengan sederhana. Pakailah kalimat dengan dua atau tiga kata dan huruf vokal yang pengucapannya diperjelas dan dikeraskan, seperti : “Raafiii anaak baaaaik”. Untuk menyebut diri Anda, gunakan juga kata panggilannya seperti “Mama” dan “Papa”, atau “Bunda” dan “Ayah”, atau “Mum” dan “Dad”.
- Hidupkan suasana.Kalau ada kucing lewat, lambaikan tangan sambil mengatakan, “Dadah Mpus”, supaya bayi Anda mengerti bahwa kegiatan yang sedang dilakukan adalah memberi salam pada kucing. Biasanya, ia akan lebih mudah mengingat kata-kata yang berasosiasi dengan sikap tubuh yang menggambarkannya. Bisa juga Anda lakukan dengan bertepuk tangan bila mengatakan sesuatu yang ada hubungannya dengan tepuk tangan, atau menjentikkan jari, atau mengacungkan jempol, atau apa saja yang membuat suasana bersama bayi tetap hidup. Punya bayi memang cenderung menuntut Anda lebih cerewet.
- Ajukan pertanyaan.“Rafi mau mandi?” atau “Mau dadah sama Ayah?” adalah bentuk pertanyaan yang secara alami akan memperjelas suara pada akhir kalimat ketika bunda mengharapkan tanggapan dari buah hatinya.
- Berikan umpan balik kepada bayi Anda.Bila bayi merespons, atau ketika ia membuka percakapan dengan ‘senyuman’ bahasa tubuh atau dekutan yang menawan hati, tirulah vokalisasinya dan ulangi kembali. Dengan meniru bahasanya, nilai bayi terhadap hal itu akan bertambah, dan bayi akan terdorong untuk terus menyampaikan maksudnya. Nah, Anda siap untuk melakukan pembicaraan yang menyenangkan dengan sang buah hati. Tak usah ragu dan cemas, percayalah bahwa cara bicara Anda akan lebih menentukan berhasil tidaknya komunikasi ibu-anak. (hannie)
Menurut William Sears, MD, dan Martha Sears, RN, hasil-hasil penelitian mereka membuktikan bahwa bayi memang mendengar ketika diajak bicara ibunya. Dalam buku mereka The Baby Book, Everything You Need to Know about Your Baby from Birth to Age Two, keduanya menulis bahwa cara ibu berbicara pada bayinya memang lebih menentukan dalam berkomunikasi.
“Karena itu, sebenarnya bunda tak perlu cemas tidak akan bisa berkomunikasi dengan anaknya.
Biasanya, cara ibu berbicara diperoleh secara alami. Naluri bunda yang akan mengatakan bagaimana seharusnya ia berbicara dengan anaknya, apakah dengan lambat, lalu kemudian berubah menjadi keras, dan semacamnya,” kata mereka.
Tentu saja, ada juga beberapa kiat berbicara dengan bayi yang diberikan kedua ilmuwan ini, yaitu: - Melihat kepada bayi Anda.Pandanglah mata bayi sebelum bercakap-cakap, dan Anda akan memperoleh perhatian bayi serta mendapat tanggapan yang menghargai.
- Panggil si kecil dengan namanya.Bayi memang belum bisa mengasosiasikan dirinya dengan sebuah nama selama beberapa bulan pertama. Tapi, kalau dia sering dipanggil dengan nama itu, ia akan merasa nama itu istimewa karena telah pernah didengarnya. Jadi, bila bunda memanggilnya, ia akan terbawa perasaan gembira karena mendengar sesuatu yang tidak asing lagi.
- Lakukan dengan sederhana. Pakailah kalimat dengan dua atau tiga kata dan huruf vokal yang pengucapannya diperjelas dan dikeraskan, seperti : “Raafiii anaak baaaaik”. Untuk menyebut diri Anda, gunakan juga kata panggilannya seperti “Mama” dan “Papa”, atau “Bunda” dan “Ayah”, atau “Mum” dan “Dad”.
- Hidupkan suasana.Kalau ada kucing lewat, lambaikan tangan sambil mengatakan, “Dadah Mpus”, supaya bayi Anda mengerti bahwa kegiatan yang sedang dilakukan adalah memberi salam pada kucing. Biasanya, ia akan lebih mudah mengingat kata-kata yang berasosiasi dengan sikap tubuh yang menggambarkannya. Bisa juga Anda lakukan dengan bertepuk tangan bila mengatakan sesuatu yang ada hubungannya dengan tepuk tangan, atau menjentikkan jari, atau mengacungkan jempol, atau apa saja yang membuat suasana bersama bayi tetap hidup. Punya bayi memang cenderung menuntut Anda lebih cerewet.
- Ajukan pertanyaan.“Rafi mau mandi?” atau “Mau dadah sama Ayah?” adalah bentuk pertanyaan yang secara alami akan memperjelas suara pada akhir kalimat ketika bunda mengharapkan tanggapan dari buah hatinya.
- Berikan umpan balik kepada bayi Anda.Bila bayi merespons, atau ketika ia membuka percakapan dengan ‘senyuman’ bahasa tubuh atau dekutan yang menawan hati, tirulah vokalisasinya dan ulangi kembali. Dengan meniru bahasanya, nilai bayi terhadap hal itu akan bertambah, dan bayi akan terdorong untuk terus menyampaikan maksudnya. Nah, Anda siap untuk melakukan pembicaraan yang menyenangkan dengan sang buah hati. Tak usah ragu dan cemas, percayalah bahwa cara bicara Anda akan lebih menentukan berhasil tidaknya komunikasi ibu-anak. (hannie)
0 komentar:
Post a Comment