Mencegah Balita Keracunan di Rumah
Walaupun kemungkinan balita keracunan di rumah tetap ada, ketika ia sedang giat-giatnya melakukan kegiatan makan atau menjelajahi segenap penjuru rumah (dan kemudian memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya yang menimbulkan efek keracunan), bukan berarti keracunan tak dapat dicegah.
Ada beberapa hal sebagai orangtua yang dapat dilakukan, yaitu:
* Membiasakan anak memerhatikan kebersihan tangan, sebab keracunan makanan sangat menular. Ia juga harus selalu mencuci bersih tangannya sehabis buang air besar.
* Jagalah kebersihan di dalam rumah sehingga tidak ada sisa-sisa makanan yang terjangkau si kecil dan dapat dikonsumsinya ketika sudah tidak layak makan.
* Simpanlah bahan-bahan pembersih rumah yang mungkin jadi sumber racun di tempat tertutup yang tidak mungkin terjangkau oleh si kecil.
* Biasakan menyimpan makanan matang ke dalam kulkas. Kalaupun mau dihangatkan, pastikan panasnya merata. Karena, Salmonella (yang sering jadi ‘sebab’ keracunan makanan) biasanya ‘senang’ dan tumbuh subur di makanan yang hangat. Tapi, bakteri ini akan mati pada temperatur yang tinggi.
* Masaklah makanan sampai benar-benar matang. Artinya, matangnya harus merata ke dalam bahan makanan.
* Belilah daging dan makanan hasil laut di tempat yang dapat dipertanggungjawabkan kebersihannya.
* Jangan biarkan si kecil makan daging mentah. Daging yang sama sekali tidak diolah merupakan sasaran empuk bakteri penyebab keracunan makanan.
*Jangan berikan madu pada bayi di bawah usia 1 tahun. Dikhawatirkan, madu mengandung bakteri Clostridium botullinum yang dapat menyebabkan si kecil keracunan.
* Ketika membeli makanan dalam kemasan, perhatikan kaleng atau tutupnya. Apakah masih mulus ataukah sudah terbuka? Apakah kalengnya agak menggelembung atau tidak? Jangan sekali-kali memilih makanan yang kemasannya cacat atau kalengnya menggelembung. Bisa jadi, makanan tersebut sudah terkontaminasi bakteri.
* Cerdaslah ketika membaca label makanan dalam kaleng, supaya ketahuan masa kedaluwarsa dan isinya aman dimakan. Telah ada peraturan bahwa label makanan di Indonesia juga dilengkapi dengan bahasa Indonesia meskipun merupakan bahan makanan impor. Karena itu, kalau tidak ada bahasa Indonesianya, sebaiknya tak perlu Anda beli. Label yang baik biasanya memuat nama merek, nama/alamat produsen, nomor pendaftaran, tanggal kedaluwarsa, berat/volume produk, komposisi produk. Selain itu, juga memuat informasi nilai gizi, total lemak, senyawa atau elemen lain, serta daily value (prosentase penyumbang gizi dalam kebutuhan nutrisi sehari-hari). (Hannie).
Ada beberapa hal sebagai orangtua yang dapat dilakukan, yaitu:
* Membiasakan anak memerhatikan kebersihan tangan, sebab keracunan makanan sangat menular. Ia juga harus selalu mencuci bersih tangannya sehabis buang air besar.
* Jagalah kebersihan di dalam rumah sehingga tidak ada sisa-sisa makanan yang terjangkau si kecil dan dapat dikonsumsinya ketika sudah tidak layak makan.
* Simpanlah bahan-bahan pembersih rumah yang mungkin jadi sumber racun di tempat tertutup yang tidak mungkin terjangkau oleh si kecil.
* Biasakan menyimpan makanan matang ke dalam kulkas. Kalaupun mau dihangatkan, pastikan panasnya merata. Karena, Salmonella (yang sering jadi ‘sebab’ keracunan makanan) biasanya ‘senang’ dan tumbuh subur di makanan yang hangat. Tapi, bakteri ini akan mati pada temperatur yang tinggi.
* Masaklah makanan sampai benar-benar matang. Artinya, matangnya harus merata ke dalam bahan makanan.
* Belilah daging dan makanan hasil laut di tempat yang dapat dipertanggungjawabkan kebersihannya.
* Jangan biarkan si kecil makan daging mentah. Daging yang sama sekali tidak diolah merupakan sasaran empuk bakteri penyebab keracunan makanan.
*Jangan berikan madu pada bayi di bawah usia 1 tahun. Dikhawatirkan, madu mengandung bakteri Clostridium botullinum yang dapat menyebabkan si kecil keracunan.
* Ketika membeli makanan dalam kemasan, perhatikan kaleng atau tutupnya. Apakah masih mulus ataukah sudah terbuka? Apakah kalengnya agak menggelembung atau tidak? Jangan sekali-kali memilih makanan yang kemasannya cacat atau kalengnya menggelembung. Bisa jadi, makanan tersebut sudah terkontaminasi bakteri.
* Cerdaslah ketika membaca label makanan dalam kaleng, supaya ketahuan masa kedaluwarsa dan isinya aman dimakan. Telah ada peraturan bahwa label makanan di Indonesia juga dilengkapi dengan bahasa Indonesia meskipun merupakan bahan makanan impor. Karena itu, kalau tidak ada bahasa Indonesianya, sebaiknya tak perlu Anda beli. Label yang baik biasanya memuat nama merek, nama/alamat produsen, nomor pendaftaran, tanggal kedaluwarsa, berat/volume produk, komposisi produk. Selain itu, juga memuat informasi nilai gizi, total lemak, senyawa atau elemen lain, serta daily value (prosentase penyumbang gizi dalam kebutuhan nutrisi sehari-hari). (Hannie).
0 komentar:
Post a Comment