Apa Yang Anda Dapatkan

informasi tentang masa-masa kehamilan anda, perkemabangan janin dalam tubuh anda. tumbuh kembang buah hati anda hingga berusia 3 tahun. hal-hal apa saja yang perlu anda perhatikan bagi anak anda. 3 tahun pertama kehiupan mereka akan menjadi masa-masa kritis yang menentukan masa depan mereka kelak.

Saya, Elka Anastasia

adalah seorang ibu dengan 3 putra berusia balita semua, ingin berbagi tentang masa kehamilan dan mengasuh ketiga 'jagoan' kecil saya. baik pengalaman pribadi maupun referensi yang saya dapatkan dari masa tumbuh kebang para 'jagoanku' di 3 tahun pertama kehidupan mereka. Semoga bermanfaat...

CARA GAMPANG MERAWAT KULIT BAYI DAN BALITA

Berbagai gangguan kulit pada bayi dan balita seperti biang keringat, eksim popok, dan eksim susu sebenarnya bisa diatasi bila orang tua rajin menjaga kesehatan kulit. Caranya dengan rajin mengganti popok, memilih bahan pakaian yang lembut, serta menjaga udara kamar agar tetap sejuk dan nyaman.

Berbeda dengan kulit dewasa yang tebal dan mantap, kulit bayi dan balita relatif tipis dengan ikatan antarsel yang longgar. Karena itu kulit anak lebih rentan terhadap infeksi, iritasi, dan alergi. Secara struktural kulit bayi dan balita belum berkembang dan berfungsi optimal sehingga diperlukan perawatan khusus.

Perawatan yang lebih menekankan pada pemeliharaan kulit ketimbang dekorasi ini diharapkan bisa meningkatkan fungsi utama kulit sebagai pelindung dari pengaruh luar tubuh. Perawatan kulit bayi dan balita bisa dimulai dari kegiatan sehari-hari.

Misalnya dengan memandikan secara teratur, membersihkan rambut, dan mengganti popok atau baju pada saat tepat. Mandi misalnya, diwajibkan dua kali sehari, pagi dan sore. Dalam memandikan, perhatikan hal-hal berikut: suhu air disesuaikan dengan umur anak, gunakan sabun bayi yang lunak, gunakan sampo bayi untuk membersihkan rambut, keringkan badan dengan handuk sendiri sampai lipatan kulit, dan berikan bedak dengan sapuan tipis.

Soal pakaian bayi sebaiknya dari bahan lembut dan selalu bersih. Dengan memperhatikan pakaian yang digunakan berarti kita telah berupaya menghindari timbulnya gangguan. Pada sebagian anak penggunaan pakaian berbahan nilon atau wol bisa menimbulkan gatal-gatal di seluruh tubuh. Bahan katun yang gampang menyerap keringat haruslah menjadi pilihan pertama bagi anak berkulit peka.

Pemeliharaan kulit itu bisa dilakukan dengan menggunakan bermacam kosmetika bayi yang beredar saat ini. Sebagian berfungsi untuk membersihkan kulit misalnya sabun dan sampo; melembapkan dan pelindung terhadap sinar matahari seperti losion, krim, dan minyak khusus.

Penggunaan kosmetika berupa sabun, sampo, losion, minyak khusus untuk bayi perlu dipilih yang tepat dan disesuaikan dengan kondisi kulit bayi. Misalnya dengan mencermati zat warna dan bahan-bahan pengawet yang mungkin saja tidak sesuai dengan kulit bayi. Juga apakah pH-nya sesuai dengan kulit bayi.

Memilih dan menggunakan kosmetika pada bayi dan balita secara benar dan tidak berlebihan merupakan langkah utama menjaga kesehatan kulit. Oleh karena itu, banyaknya informasi tentang produk kosmetika bayi dan balita dewasa ini harus lebih dicermati oleh orang tua.

CARA GAMPANG MERAWAT KULIT BAYI DAN BALITA 1

Eksim popok
Selain perawatan kulit rutin, para orang tua perlu memperhatikan perawatan kulit yang berhubungan dengan beberapa penyakit kulit tertentu. Misalnya saja eksim popok, yaitu kelainan kulit yang timbul akibat radang di daerah tertutup popok. Penyakit kulit pada bayi dan balita ini banyak dikeluhkan orang tua.

Penyakit ini umumnya timbul pada lipatan-lipatan kulit paha, di antara kedua pantat, dan dapat menimpa di bagian kulit lain. Bagian tertutup popok mudah mengalami peradangan karena kulitnya hangat dan lembap serta peka terhadap bakteri serta senyawa yang dapat mengiritasinya.

Eksim popok dapat dicegah dengan cara mengganti popok sesering mungkin setiap kali popok basah. Sebaiknya kain popok terbuat dari bahan lembut dan cara pemakaiannya tidak terlalu ketat agar kulit tidak tergesek. Penggunaan celana plastik sedapat mungkin dihindari.

Eksim popok juga bisa muncul karena adanya zat-zat tajam, yang biasa ada dalam faeces bayi, yang menimbulkan peradangan di sekitar anus. Bercak begini umumnya terjadi bila si bayi diare. Penanggulangannya bisa dilakukan dengan mengganti popok setiap kali terasa basah. Usap semua bekas faeces dari badannya, balur dengan krim pelindung. Periksakan ke dokter bila bercaknya belum hilang dalam 10 hari.

Popok yang basah bisa pula menimbulkan bercak yang tidak berpusat di sekitar anus. Ini terjadi karena reaksi antara zat di dalam ompol dengan zat di faeces dan menghasilkan amonia yang merangsang kulit bayi. Penanggulangannya bisa dengan mengganti popok sesering mungkin.

Sebelum pemakaian popok usapkan krim pelindung kulit. Bila dalam 10 hari belum ada kemajuan, atau malah makin memburuk, ada kemungkinan kulitnya sudah terinfeksi candida - jamur yang biasa muncul di usus. Dalam hal itu periksakan ke dokter, yang mungkin memberi krim khusus dan juga obat khusus untuk melawan infeksinya. Soal pilihan penggunaan popok kain atau popok sekali pakai tak jadi soal. Dari segi kesehatan keduanya sama-sama sehat. Yang penting jangan sampai terlambat mengganti.

Untuk popok kain tentu harus segera diganti bila terlihat basah. Tetapi untuk popok sekali pakai frekuensi penggantiannya didasarkan atas daya tampungnya. Misalnya dengan melihat apakah popok sekali pakai itu sudah tampak menggelembung atau menggantung. Jika sudah, maka harus segera diganti.

Setiap kali akan mengganti popok, bagian pantat bayi dan sekitarnya harus dibasahi. Kemudian bagian tadi dikeringkan, baru diberi bedak. Sering dianjurkan pemakaian baby oil pada bagian ini, untuk menjaga air seni tidak mudah meresap ke dalam kulit. Tentu saja baby oil ini harus diteteskan lebih dulu pada segumpal kapas.

CARA GAMPANG MERAWAT KULIT BAYI DAN BALITA 2

Pada bayi perempuan, membersihkannya harus dari bagian atas ke arah anus, dengan menggunakan kapas basah. Sedangkan pada bayi laki-laki, dengan menarik kulup perlahan-lahan sehingga lubang kencingnya tampak, baru kemudian dibersihkan dengan kapas basah.

Keluhan gangguan kulit lain pada anak yang banyak ditemui adalah dermatitis atopik (eksim susu). Penting dicatat pula, bahwa dari berbagai penelitian terbukti bukan air susu ibu (ASI) penyebabnya. Bahkan, ASI sendiri mengandung zat pelindung tubuh terhadap alergi dan infeksi.
Namun, nama eksim susu telah telanjur melekat sehingga tetap dipertahankan. Sementara istilah kedokterannya adalah dermatitis atopik (eksim di tempat yang tidak biasanya).

Penyakit eksim susu biasanya sangat gatal. Tampak dari seringnya bayi menggaruk, gelisah, serta rewel. Kulit terlihat kemerahan dan terdapat gelembung-gelembung kecil berisi cairan jernih. Bila pecah akan tampak basah kemudian mengering dan menjadi koreng kekuningan atau kehitaman. Eksim ini terdapat pada kulit daerah tertentu sesuai dengan usia anak. Misalnya pada bayi banyak ditemukan di daerah pipi, sedangkan pada anak di daerah lekukan lengan dan kedua lekukan lutut. Di luar daerah tersebut kulitnya kering dan bersisik.

Penyebab penyakit ini sangat kompleks, dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam tubuh, yaitu faktor keturunan, maupun lingkungan, misalnya debu, udara panas, dan kelembapan. Karena itu perawatan kulit yang paling penting adalah mencegah kulit agar jangan kering.

Biang keringat
Biang keringat juga merupakan keluhan umum yang sering ditemukan pada bayi dan balita. Biang keringat atau sering disebut juga keringat buntet timbul di daerah dahi, leher, dan bagian tubuh yang tertutup pakaian. Gejala utama adalah gatal, dapat disertai kulit kemerahan dan gelembung berair kecil-kecil. Penyakit ini biasa kambuh berulang, terutama bila udara panas dan berkeringat, sehingga menimbulkan masalah pada bayi, balita, maupun orang tua. Penyakit ini dapat dicegah dengan perawatan rutin, misalnya mandi dengan teratur dan membasuh anak yang berkeringat dengan lap basah sebelum dikeringkan dan diberi bedak.

Seringkali terjadi bintik-bintik merah (ruam) pada leher dan ketiak bayi. Keadaan ini disebabkan oleh peradangan kulit pada bagian tersebut. Bisa disebabkan karena bagian ini tidak kering betul ketika dilap dengan handuk sehabis memandikannya. Apalagi jika si bayi gemuk, sehingga leher dan ketiaknya berlipat-lipat.

Ruangan dengan ventilasi udara cukup sangat dianjurkan, terutama di kota-kota besar yang panas dan pengap. Usahakan kamar balita diberi jendela lebar sehingga pertukaran udara dari luar ke dalam ruangan lancar. Dari kasus-kasus biang keringat pada bayi dan balita, hampir 70% nya bisa diatasi bila pergerakan udara dalam ruangan lancar sehingga kamar terasa sejuk.

Lepas dari soal kesehatan, perawatan kulit pada bayi dan balita sebenarnya mengekspresikan rasa cinta orang tua kepada buah hatinya. Sentuhan mereka akan sangat mempengaruhi perkembangan fisik dan mental seorang anak. (G. Sujayanto)

Mengajak si kecil ke dokter

Untuk melakukan imunisasi, maupun untuk mengobati bayi dan balita yang sedang sakit, kadang-kadang diperlukan ‘perjuangan’ yang lumayan berat. Bagi bunda yang buah hatinya masih bayi, membawa anak ke dokter tidak sulit. Namun, balita yang beranjak besar biasanya mengerti bahwa ia akan dibawa ke dokter. Reaksi masing-masing tentu berbeda, namun takut dan enggan umumnya adalah perilaku yang sering ditemui.

Lantas, bagaimana caranya supaya si kecil merasa nyaman dibawa pergi ke dokter? Menurut Dr. Katie Lawhead, spesialis anak dari Children’s Medical Center Child Life di Medical College of Georgia, Amerika Serikat, kunjungan ke dokter sebaiknya digambarkan sebagai suatu petualangan yang mengasyikkan.

Karena itu, menakut-nakuti anak dengan mengatakan, “Awas, nanti kamu dibawa ke dokter!” ketika balita sedang melakukan kenakalan adalah suatu hal yang harus dihindari. Sebab, kalimat ini justru bernada negatif alias menunjukkan bahwa pergi ke dokter adalah sesuatu yang akan terjadi bila ia nakal.

Oleh karena itu, kunjungan ke dokter sebaiknya dideskripsikan sebagai suatu perjalanan yang bernilai positif. Selain itu, balita juga perlu diberi gambaran bahwa dokter adalah sosok yang baik hati dan mau membantu anak-anak untuk sembuh dari penyakitnya.

Tip lain agar anak tidak takut melakukan kunjungan ke dpkter adalah:
Memberi penjelasan kepada si kecil mengapa harus berkunjung ke dokter dan apa saja yang akan dilakukan dokter.

Sesekali, ketika anak tidak sakit, ajak dia ke ruang praktek dokter atau rumah sakit dan carilah sesuatu yang membuat dia senang, misalnya gambar-gambar lucu di dinding, atau alat mengukur tinggi badan, dan sebagainya.

Kalau diizinkan dokter, ketika anak sedang diperiksa, biarkan ia memegang peralatan dokter yang tidak berbahaya, umpamanya stetoskop dan jelaskan fungsinya. Anda juga bisa meminta dokter anak yang memberi penjelasan.
Izinkan si kecil membawa boneka kesayangannya bila perlu.

Kalau harus disuntik, ungkapkan bahwa menyuntik adalah suatu cara untuk memasukkan obat ke dalam tubuh, dan bekerja secara cepat. Jangan berbohong dengan mengatakan suntik itu tidak sakit. Sebaliknya, katakana bahwa disuntik memang sakit, tapi hanya sebentar sekali. Bila ia takut, katakan bahwa Anda akan memeluknya erat-erat.

Ketika dokter melakukan tindakan dan si kecil terkesan ketakutan, alihkan perhatiannya kepada hal-hal yang lucu, umpamanya gambar bebek berbaris di dinding ataupun ikan di akuarium yang berada di kamar praktek dokter anak. Dokter anak yang cerdas kerap menghiasi dinding ruang prakteknya dengan hal-hal yang mengesankan dan menyenangkan anak.Bila si kecil ‘lulus’ dan telah diperiksa dokter, berikan ia reward, baik itu pujian maupun hadiah lain yang disukainya. (hannie)

Kapan Bayi Mulai Menyantap Makanan Padat?

Kehadiran seorang bayi tentu membawa kehangatan dan kebahagiaan di rumah Anda. Seiring dengan itu, tanggung jawab dan kerepotan setiap pasangan, terutama bunda, semakin bertambah. Dari mulai menyusui, memandikan, menidurkan, memberi prasarana dan sarana bagi kenyamanan dan keamanan bayi, sampai juga mempersiapkan masa depannya.

Beberapa waktu lalu, bayi mulai diberi makanan padat ketika berusia 4 bulan. Namun, merujuk kepada standar WHO (World Health Organization), disarankan agar bayi baru mulai diberi makanan padat setelah usianya menginjak 6 bulan. Mengapa?

Ada beberapa alasan mengapa pemberian makanan padat ditunda. Menurut Dr. William Sears dalam bukunya The Baby Book, di bulan-bulan awal, bayi memiliki refleks ‘penolakan lidah’ yang menyebabkan lidah secara otomatis menjulur ke luar saat ada sesuatu ditaruh di atasnya.

Hal ini merupakan refleks proteksi terhadap kemungkinan tersedak makanan padat yang diberikan terlalu awal. Antara usia 4-6 bulan, refleks ini menurun. Juga, sebelum bayi berusia 6 bulan, sebagian bayi belum memiliki koordinasi gerakan lidah dan menelan yang baik untuk makanan padat.

Bukan saja bagian atas pencernaan bayi tidak dirancang untuk makanan padat yang diberikan terlalu awal, tapi begitu pula halnya dengan usus bayi. Ususnya belum matang, tidak dilengkapi kemampuan untuk menangani berbagai macam makanan sampai ia mencapai usia 6 bulan, saat enzim pencernaan mulai bekerja.

Teristimewa bila bayi menderita alergi. Riset membuktikan bahwa pemberian makanan padat yang dimulai sebelum bayi berusia 6 bulan akan meningkatkan risiko alergi. Usus yang telah matang akan mengeluarkan immunoglobulin protein IgA, yang melapisi usus dan mencegah lewatnya protein allergen yang berbahaya (susu sapi, gandum, dan kacang kedelai adalah contoh umum dari makanan yang menyebabkan alergi bila diberikan terlalu dini).

Bayi dikatakan siap makan bila ia mulai meraih makanan di dekat piring Anda atau siapa pun yang berada di dekatnya. Mungkin saja ia akan berusaha merebut sendok makan, memandang bundanya dengan mimik lapar, dan membuka mulutnya lebar-lebar saat orang lain sedang menyuap.

Untuk makanan padat yang pertama, sangat disarankan agar Anda menyeleksi dengan ketat makanan yang akan diberikan. Mulailah dengan makanan padat yang paling tidak menimbulkan alergi, dan yang cita rasanya mirip dengan ASI. Contoh-contoh makanan padat pertama yang paling disukai adalah pisang matang yang dilumatkan, atau seral yang dicampur dengan ASI atau susu formula.

Makanan yang paling mungkin menimbulkan alergi adalah:

1. kelapa 9. tomat
2. selai kacang 10. kacang-kacangan
3. buncis 11. kulit ikan
4. gandum 12. daging babi
5. produk-olahan-berbahan-susu 13. kedelai
6. gula 14. jagung
7. cokelat 15. putih telur
8. buah-buahan asam


Sedangkan makanan yang paling tidak mungkin menimbulkan alergi adalah:
1. apel 11. pepaya
2. mangga 12. kismis
3. avokad 13. daging ayam
4. brokoli 14. ikan salmon
5. kurma 15. madu
6. labu 16. kentang manis
7. daging kambing 17. gandum
8. daging lembu muda 18. beras
9. selada 19. wortel
10. asparagus 20. anggur

Aman di Jalan dengan Car Seat

Jika Anda harus membawa bayi kecil Anda di dalam mobil, sudah saatnya Anda melindunginya dengan car seat. Inilah panduan lengkap cara penggunaannya.Sekilas, bukan hal yang sulit untuk membawa si kecil sambil melaju dalam mobil.

Itulah, pemandangan khas yang bisa kita saksikan di Indonesia.

Kebanyakan orang tua tak merasa perlu berpusing-pusing berpikir bagaimana caranya menjaga keamanan si kecil selama berkendara. Toh, anak bisa digendong atau dipangku.Masalahnya, cara seperti itu sama sekali tidak aman.

Sadarkah Anda, cara itu sebenarnya hanya menjadikan tubuh si kecil itu menjadi bumper orang yang menggendong atau memangkunya?

Ketika terjadi kecelakaan, hentakan yang keras dari benturan mobil dapat membuat tubuh anak terjepit tubuh orang dewasa yang menggendongnya, atau ia justru akan terlempar ke depan.

Yang gawat adalah bila kaca depan pecah. Ia bisa langsung terlontar keluar melalui kaca yang pecah itu. Sekedar menggunakan sabuk pengaman ( seat belt ) juga bukan jawaban, karena sabuk ini tidak dirancang untuk tubuh anak-anak, yang berisiko tercekik.

Karena itulah Anda harus menggunakan kursi khusus buat anak, yang biasa disebut car seat. Kursi ini bisa dipasang dan ditarik, jadi tidak menempel permanen ke mobil. Anda juga bisa menggunakannya ketika naik taksi.

Car seat adalah alat krusial untuk mengamankan anak dalam mobil. Bukan itu saja. Dengan melatihnya duduk sendiri di dalam mobil, sebenarnya Anda melatih kemandirian si kecil disamping membuatnya nyaman selama perjalanan.

Masih belum yakin?

Perhatikan saja kutipan berikut ini. Dalam situs www.aap.org disebutkan, sepanjang tahun 2000, sekitar 539 anak berusia di bawah 5 tahun di Amerika Serikat tewas dalam kecelakaan mobil. Terjadinya kecelakaan ini hanya karena tubuh mereka sama sekali tidak terikat atau tidak terikat dengan benar ke car seatnya.

Beda usia, beda car seatBerdasarkan jenisnya, car seat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
- Infant car seat, yakni kursi mobil khusus untuk bayi usia 0-1 tahun dengan berat badan maksimal 10 kg.
- Toddler car seat khusus untuk anak usia 1–4 tahun dengan berat badan antara 10–20 kg.
- Young children car seat adalah kursi khusus untuk anak usia 4–8 tahun dengan berat badan lebih dari 20 kg.

Laila Andaryani Hadis

Makanan Tepat Selama Menyusui Bayi

Kehadiran seorang bayi tentu membawa kehangatan dan kebahagiaan di rumah Anda. Seiring dengan itu, tanggung jawab dan kerepotan setiap pasangan, terutama bunda, semakin bertambah. Dari mulai menyusui, memandikan, menidurkan, memberi prasarana dan sarana bagi kenyamanan dan keamanan bayi, sampai juga mempersiapkan masa depannya.

Di samping perawatan bayi, yang juga sangat penting adalah merawat kesehatan bunda. Sebab, kesehatan bayi sedikit banyak juga tergantung pada kondisi ibunya. Demikian pula dengan asupan makanannya, terutama bagi ibu yang menyusui. ASI yang diberikan ibu memang berkualitas dan sangat berguna bagi kesehatan dan tumbuh kembang bayi, namun mutunya tetap harus dijaga.

Santapan yang sebaiknya dikonsumsi para bunda yang sedang menyusui harus mengandung makanan bergizi, namun dalam jumlah yang lebih banyak. Menurut Dr. William Sears dalam bukunya The Baby Book, bila Anda menyantap makanan yang baik untuk Anda, Anda akan memiliki lebih banyak energi dan merasa lebih baik, seperti pada masa nifas dan saat stres karena menjadi ibu baru.

Untuk gizi seimbang, Dr. Sears menyarankan kelima kelompok makanan dasar ini:
1. kelompok nasi, serealia, roti gandum, atau pasta
2.kelompok sayuran
3. kelompok buah-buahan
4. kelompok ikan, daging, unggas, kacang kering, telur, dan kacang
5. kelompok susu, yoghurt, dan keju.

Selain itu, konsumsilah makanan dari masing-masing kelompok tersebut sambil memerhatikan tiga kelompok dasar kalori:
1. Karbohidrat, harus terdapat dalam 50-55 persen dari total kalori harian, dan porsi utama dari sumber energi ini harus dalam bentuk gula sehat, terutama biji-bijian, nasi atau pasta, dan buah.
2.Lemak yang menyehatkan, yang harus terdapat dalam 30 persen dari total kalori harian.
3. Protein, harus terdapat dalam 15-20 persen dari total kalori harian.

Yang juga perlu ditambahkan ke dalam menu makanan ibu menyusui adalah:
1. Kalsium. Anda memerlukan banyak kalsium selama kehamilan dan masa menyusui. Penelitian menunjukkan bahwa kalsium yang diambil dari tulang ibu selama masa menyusui akan kembali selama dan setelah masa penyapihan, dengan kepadatan tulang yang lebih baik dibandingkan sebelum masa kehamilan.

Bila Anda tidak suka minum susu, atau alergi ketika meminumnya, gantikan dengan makanan nonsusu kaya kalsium seperti ikan sarden, kacang kedelai, brokoli, buncis, ikan salmon, tahu, daun-daunan hijau, kangkung, manisan anggur, dan jus wortel. Tambahkan juga keju dan yoghurt bila Anda tidak alergi.

2. Zat besi. Asupan makanan yang mengandung zat besi dalam jumlah cukup sangat penting bagi ibu yang baru saja melahirkan. Beberapa makanan kaya zat besi adalah ikan, unggas, dan jus buah prune. Untuk memperbaiki penyerapan zat besi dari makanan, minum atau santaplah makanan yang kaya akan vitamin C bersamaan dengan beberapa kombinasi makanan seperti daging bakso dan saus tomat, sereal kaya zat besi, dan jus jeruk.

3. Suplemen bila perlu. Anda tetap dapat mengonsumsi suplemen makanan dan vitamin selama hamil, kecuali bila dokter Anda menyarankan suplemen yang lain.

4. Air putih. Air putih adalah minuman terbaik bagi ibu menyusui. Minumlah segelas air putih (boleh juga diganti dengan jus buah sesekali), sesaat sebelum Anda menyusui. Minumlah kapan saja Anda merasa haus, minimal delapan gelas sehari. Jangan tunda minum sampai Anda selesai menyusui bayi, sebab bisa membuat Anda kekurangan

Kalau Balita Susah Makan 2

Namun, tentu saja orangtua juga tak bisa menyerahkan kesulitan makan ini pada faktor biologis anak. Apalagi, tingkah laku anak akan bertambah buruk bila anak semakin lama tidak makan. Karena itu, tetap ada hal-hal yang bisa dilakukan bunda, yaitu:

1. Membentuk makanan menjadi saus atau krim.
Anak-anak suka mencelupkan jari ke makanan, karena itu bentuklah makanan menjadi seperti krim atau saus yang beraroma. Misalnya, dengan melumatkan avokad, menghaluskan buah-buahan atau sayuran yang dimasak dengan bumbu sedikit saus salad, melumatkan kacang panjang atau buncis tanpa serat, melumatkan tahu, atau membuat krim keju halus.

2. Membuat selai.
Olesan pada makanan juga disukai balita, yang umumnya berwujud selai. Buatlah selai dari avokad, keju, saus daging, mentega kacang, atau selai buah-buahan. Oleskan pada biskuit, kue-kue kering, dan roti.

3. Menghias makanan.
Bentuk yang menarik juga disukai balita. Selain itu, Anda juga bisa mengakali makanan yang tidak disukai balita menjadi dimakan dengan cara meletakkannya di bawah makanan yang mereka sukai. Jadi, bila ia tidak suka sayuran, letakkan sayuran di bawah topping yang menarik, seperti keju, saus tomat, saus daging, mentega kacang, dan sebagainya, dan bentuklah dengan bentuk binatang, bulat,atau hati, sesuai selera.

4. Buatlah finger food.
Piring yang penuh bisa jadi membuat anak kurang berselera makan. Karena itu, bagi Anda yang kreatif, sajikan makanan dalam porsi kecil-kecil, dan tambahlah lagi bila masih ada. Selain itu, membentuk makanan dalam wujud yang mudah disantap, seperti finger food, lebih akan menerbitkan selera mereka. Makanan seperti nugget bisa Anda buat sendiri, dan bisa terdiri dari campuran tepung, sayuran, dan daging yang menyehatkan sekaligus mengenyangkan.

5. Gunakan kursi khusus dan sabuk pengaman.
Supaya anak duduk diam ketika makan, sediakan selalu kursi makan khusus untuk balita, bisa di kursi tinggi, atau di kursi yang memiliki sabuk pengaman supaya ia tidak jatuh karena banyak bergerak.

6. Sering mengubah menu.
Dalam hal ini, Anda dituntut untuk bersikap fleksibel ketika mempersiapkan menu dan menyajikan makanan. Bila teknik penyajian tidak berhasil, ubahlah menunya. Cobalah berbagai teknik yang berbeda dan jenis makanan yang lebih variatif.

Kalau Balita Susah Makan 1

Menyuapi balita tak semudah membayangkan ia tumbuh dan berkembang dengan cepat. Kadang-kadang, ada kalanya menyuapi mereka membuat kaum ibu kesal, sedih, dan bahkan ingin menangis karena si anak enggan membuka mulut atau menelan.

Seorang ibu bahkan pernah harus membelikan bayinya yang berusia 18 bulan dengan makanan buatan impor yang harganya hampir 20 ribu rupiah setiap satu kali waktu makan karena anaknya menolak makanan lain. Daripada tidak ada makanan yang masuk, kebiasaan mahal dan merepotkan itu dijalaninya juga.

Namun, tentu saja ibu muda itu lega ketika akhirnya sang buah hati mau juga menelan makanan buatan sendiri yang lebih bersahabat dengan kondisi ekonomi.

Memang, menurut Dr. William Sears dalam bukunya, The Baby Book, kebiasaan makan yang tidak menentu adalah ciri khas perkembangan normal anak-anak balita yang dipengaruhi suasana hatinya.

Anak balita bisa saja makan dengan baik hari ini, tapi besok ia bisa menolak makanan yang sama. Bila ini berlangsung sesekali, sebenarnya orangtua tak perlu risau, karena umumnya anak balita akan menyeimbangkan kebutuhannya akan makanan, dan ia akan minta makan bila sudah merasa lapar, dan berhenti bila ia sudah kenyang.

Apalagi, seorang bayi yang belum berusia setahun, perutnya hanya sebesar kepalan tangannya. Maka, makanan sebanyak itu pula yang dibutuhkannya setiap hari, tak lebih dari itu.

Memberikan obat pada anak-anak

Ketika bayi Anda sudah sedikit lebih besar, pemberian obat bisa jadi masih menjadi masalah. Berikut trik yang bisa Anda lakukan:
  1. Mintalah anak menutup lubang hidung saat meminum obat agar rasa obat tak terlalu keras.
  2. Campurlah obat, terutama yang berupa tablet, dengan sirup atau madu agar tak terasa pahit.
  3. Jangan larutkan obat dengan air di gelas karena ada kemungkinan obat mengendap dan tak terminum si anak.
  4. Mintalah anak untuk menggosok gigi setelah meminum obat yang manis agar tidak menempel di gigi.

Ketika si Kecil Sakit

Daya tahan tubuh yang menurun terjadi ketika si kecil gampang jatuh sakit. Yang paling mencemaskan Bunda bukan hanya kondisi tubuhnya, tapi juga ketika bayi dan balita menolak ketika akan diberi obat. Hal ini tentu akan berdampak pada kesembuhannya. Untuk itu, diperlukan trik mengatasinya.

1. Gendonglah bayi dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan, agar ia tidak tersedak.
2. Karena bayi susah diam, Anda bisa membungkus tangan dan tubuhnya dengan selimut agar tak mengganggu proses pemberian obat. Bila perlu, mintalah bantuan orang dewasa lain untuk memeganginya.
3. Bila bayi memuntahkan obat yang diberikan kepadanya, ulangi pemberian dengan meminta bantuan orang dewasa lain untuk membuka mulutnya dengan lembut.
4. Obat dalam bentuk cair bisa diberikan dengan bantuan sendok atau pipet.
5. Pemberian obat tetes untuk hidung, mata, dan telingapada bayi juga perlu kiat khusus:

Obat tetes hidung:
Tengadahkan sedikit kepala bayi. Perlahan teteskan obat ke setiap lubang hidung.Hitung jumlah tetesan yang masuk ke hidung. Dua atau tiga tetes biasanya sudah cukup.

Obat tetes mata:
Miringkan sedikit kepala bayi, hingga mata terinfeksi berada di bawah. Dengan cara ini tetesan obat tak mengalir masuk ke mata sehat.Perlahan tariklah kelopak mata bawah agar obat dapat mudah mengalir.

Obat tetes telinga:
Baringkan bayi pada salah satu sisi dengan lubang telinga terinfeksi berada di atas. Teteskan obat ke dalam lubang telinga yang sakit.Buat bayi tetap diam agar obat benar-benar masuk ke lubang telinga bagian dalam.

Sebelum obat tetes tersebut diberikan, ada baiknya hal-hal berikut ini diperhatikan:
1. Rendam obat tetes dengan posisi tegak dalam tabung berisi air suam-suam kuku selama beberapa menit, agar ketika diteteskan dan masuk ke lubang hidung atau telinga, anak tidak terlalu kaget.
2. Jangan sentuhkan obat tetes ke hidung, telinga, atau mata, agar bakteri tidak berpindah ke dalam botol obat.
3. Perhatikan batas waktu pemakaian obat itu. Obat kadaluwarsa akan memperburuk peradangan atau kondisi bayi yang diobati.
 

wall-boa-2

wal-abpras-1